Kamis, 07 Oktober 2010

cuaca

pertama bagiku,,,.
kau sama seperti cuaca....
datang dan pergi sekehendakmu..
kadang kau hadir bagaikan hujan...
teduh mengguyur hatiku..
tapi...terikmu...
panas menyengat rasa yang ada di dada....
dan kali ini kau datang seperti mendung yang menggelayut manja di depan ku...
kalau memang ingin menumpahkan hujan....cepat-cepatlah turunkan air dari langit...
tapi kalau memang tidak hujan cepetlah bersinar....
tahukah kau...aku selalu benci suasana mendung...berangin...semuanya tampak suram..
melambangkan kesedihan...
jadi tidak kah kau ingin mengganti kehadiran mu dengan hujan atau panas saja....
sekali lagi aku tidak suka mendung...
q memang tidak kuasa merubah cuaca hari ini...
tapi aku yakin cuaca pun punya nurani untuk bersikap lebih jelas...
jadi aku hanya ingin berkata
.."baiklah kamu boleh pergi...tapi ingat kamu tidak boleh kembali".........
terimakasih cuaca.......
terimkasih kamu sudah memberi warna....

Selasa, 08 Juni 2010

perjalanan part I

sebuah perjalan tentunya tidak perlu kita gambarkan dengan sesuatu yang berabau journey atau trip ke suatu daerah...
dalam hidup pun ada yang namanya perjalanan...sebuah proses menuju kehidupan selanjutnya..
dalam perjalanan hidup ada kalanya kita berjalan, berlari, dan melompat.... bahkan ketika kita melompat terlalu tinggi pun kita bisa terjatuh yang rasanya bisa menimbulkan sakit yang luar biasa...
tapi bagaimana rasa sakit itu mampu membuat kita belajar untuk menghindari lobang, melihat jalan yang benar...ingat jalan yang benar bukan jalan yang lurus,,,
karena bagiku jalan yang lurus pun belum tentu benar..
jalan berkelok membuat hidup kita terasa lebih berwarna dan berasa..ingat guys..life is never flat..
tapi bagaimana pun untuk sebagaian orang berjalan pada jalan yang lurus dan tanpa genangan air akan menjadi pilihan utama yang membahagiakan..

sekali lagi,,,sekian kali aku menulis,,pasti ada kegundahan tentang pilihan perjalan hidup saya,,,
dan selalu hingga saat ini selalu bertanya,,siapa saya,,untuk apa saya,,,

belakangan ini banyak hal yang membuat saya merasa kecil di mata tuhan, keluarga maupun lingkungan sekitar..
banyak hal yang tidak saya syukuri,,,
membuat saya tertegun sekian jam yang lalu...
ketika saya berkomentar tentang serang mas2 dandan ala "distro" menggendong aseorang anak d kantin kampus yang diiringi dengan hentakan musik yang tidak bisa dibilang pelan.
dengan sebatang rokok yang dihisapnya, kemudian segelas ice cappuccino di tangan kirinya,,tampak si mas tersebut sulit mencari keseimbangan untuk memegang si balita yang hampir terjatuh...(secara refleks kutolong dengan menangkap si balita yang hampir jatuh)...ettzz malah menangis keras seolah berlomba dengan sound system d pojok ruangan..
dengan rasa penasaran (sumpah memang penasaran)... dan sedikit rasa terenyuh...aku pun bertanya pada mas itu...
"mas ini anak siapa?"...
"anak saya mbak"...jawabnya dengan senyum kecut..
.......
komentar yang saya keluarkan pada rekan sekerja mendapat jawaban yang cukup menohok..
yeah,,,gimana tidak menohok kalau dijawabnya dengan ungkapan diplomasi yang niatnya mungkin bijaksana....-------......
"..ya berarti dia sudah siap dengan semuanya ketika memilih untuk menikah muda...termasuk hal yang barusan,,,ngapain kita pusing.."
ya..ya..ya...

tapi tunggu...saya tidak sedikit pun pusing dan tidak ada niat untuk ikut campur,,hanya tidak bisa memahami cara berpikir orang2 yang demikian..
bagi saya...in gat bagi "saya"..
pernikahan adalah sebuah hal yang sangat sakaral dalam hidup...
dalam perjalanan hidup itu sendiri,,bagi saya pernikahan adalah rumah untuk singgah yang harus benar2 dipersiapkan dengan 1001% rencana...
bagaimana pula,,, satu hal yang tidak mungkin kita pungkiri, hindari dan wajib ada dalam sebuah perjalanan memrlukan modal untuk mengisi bahan bakar, membeli makanan, menyewa penginapan, serta beberapa kebuutuhan tak terduga seperti membeli cendera mata..

tapi mungkin saja saya yang terlalu normatif dan konserfatif yah...
yang menilai sebuah perjalan MELALUI KACAMATA SAYA saja....

Rabu, 28 April 2010

Kartini....Bukan Perempuan Biasa.....

Ibu kita Kartini...

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia

Ibu kita Kartini

Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

demikian tadi penggalan lagu nasional besutan WR. Supratman sebagai sebuah penghargaan untuk tokoh besar Kartini ibu bangsa Indonesia.
baru aku tahu sesungguhnya gelar mulia Raden Ajeng (RA) yang selama ini melekat pada nama belakang Kartini adalah gelar untuk seorang selir dari seorang adipati...
Kartini...
seorang tokohdan PELOPOR pantasnya,,,yang sudah gemar berpikir merdeka jauh sebelum kata kemerdekaan riuh diteriakan orang...
berpikir meloncat dari sebuah tradisi ke abad selanjutnya...abad dimana kita bisa merasakan kebebasan sebagai manusia berakal...
caranya menyampaikan maksud dan pemikiran sungguh etis dan mengandung estetika bahasa yang luar biasa...
dengan surat- suratnya ke media masa di Nederland....Kartini bisa diakui sebagai jurnalis pertama di Indonesia...
sungguh tepat kalau dari kita semua mengakui bahwa kartini adalah tonggak kebebasan berpikir bagi semua orang baik perempuan maupun LAKI - LAKI!!!!!!!!
satu dari sekian surat Kartini yang menyentuh nalar pikir saya :
Bersimpang Jalan,,,,,
"Saya ama sekali tidak puas dengan diriku. bagaimana saya bisa menjadi begini malas, tanpa energy. Saya tidak tahu. Saya hanya tahu bahwa saya merasa kurang sehat. Sakit tidak, tetapi sehat juga tidak. Malas, tidak bernafsu, letih. Tetapi semua itu omong kosong.Hypo