Sabtu, 23 Agustus 2008

Renungan Kemerdekaan

Meresapi Makna Kemerdekaan
Kemerdekaan tentunya semua orang ingin merasakan hal tersebut, simple saja kata tersebut terdiri dari sebelas huruf dan juga lima suka kata jika dieja. Pelajaran dari sekolah dasar pun sudah sangat mengagung-agungkan kata kemerdekaan. Bangsa kita pun sudah merasakan kemerdekaan sejak 63 tahun yang lalu. Satu hal besar yang mengganjal hingga kini, benarkah kita sudah merasakan kemerdekaan tersebut, kemerdekaan tentunya tak sesederhana sebagaimana kita melafalkannya. Kemerdekaan yang juga bisa kita tafsirkan sebagai kebebasan, tentnya sangat banyak menuntut banyak hal, kebebasan untuk berekspresi, berpendapat, serta menikmati segala sesuatunya tanpa rasa takut dan was-was.
Lebih banyak orang memaknai hal tersebut dengan tidak dijajahnya suatu bangsa dari negara lainnya maka bangsa tersebut menjadi bangsa yang merdeka. Seperti akan halnya Indonesia (bangsa ku yang kucintai dengan segala kelebihan dan kekuranganya) yang juga dicetuskan merdeka sejak Jepang dinyatakan mundur, dan bapak-bapak kita terdahulu membacakan teks proklamasi. Sayangnya kebebasan tersebut tidak dimaknai secara global dan mendalam oleh anak bangsa. Proklamsi hanya sekedar menjadi simbol, yang menandakan bahwa negara ini telah berdaulat baik de yure atau pun de fakte.
Bingung tentu saja, jika otak terus dipaksa untuk memikirkan satui bagian dari kemerdekaan tersebut. Aku sendiri pun terjebak dalam keadaan abu2 tersebut. Kebebasan seperti apakah yang selalu ingin dituntut, hingga kebablasan kah? Seperti yang sering diberitakan media masa, ada yang terlalu berani menyuarakan kebebasan hingga tidak sadar sejauh mana batasan2 yang ada.
Baiklah, aku sendiri lebih suka memaknai kemerdekaan versi diri ku sendiri,,,,lewat segala sesuatu yang sudah kurasakan saat ini, lebih tepatnya kalau kita lanjutkan perjuangan kakek2 kita dulu lewat sesuatu perbutan yang kongkret, dan menunjukan progesitas dalam mengisi kemerdekaan tidak lagi terjebak dalam euforia masa lalu yang selalu mengaugung2 agungkan perjuangan para pahlawan.
Mungkin, yang cukup mengganjal adakah permasalahan gender terutama untuk kaum hawa dapat dikategorikan sesuatu yang harus dimerdekakan pula?????????????banyak dari kaum sejenis ku berbicara panjang lebar mengenai persamaan anatara wanita dan laki2...tapi sudahkah mereka nberpikir bahwa sebenarnya yang membatasi mereka adalah cara berpikir mereka sendiri. Contoh kecil, rapat2 yang dihadiri oleh para kumpulan dua kaum tersebut, selalu saja masih didominasi pendapat dan perdebatan dari salah satu pihak. Rasa malu ataupun malas bicara menunjukan bahwa mereka belum terbuka mengenai kemerdekaan.
Kemudian,,,yang menurut analisa ku adalah dua hal yang sangat berbeda antara kodrat dan kewajiban sebagai wanita, melahirkan dan menyusui adalah kodrat yang tidak mungkin dihindari tapi kalau hanya sekedar memasak, serta menyediakan segala sesuatu yang berbau dapur yang tentu saja dapat laki2 kerjakan adalah kewajiban,,,jadi kalau dikatakan membuat minuman adalah tugas wanita dan dia menurut begitu saja, sudah tentu yang bodoh adalah keduanya. Baik yang menyuruh dan yang disuruh.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

foto yg kanan atas lucu tuh, kasian deh diceburin ke kolam...

pien_pien mengatakan...

hehe...iya lucu kalo di ingat2...padahal badan saya sakit semua setelah itu....